Cari Blog Ini

Rabu, 02 November 2011

Daun Tanaman Kelor


Dunia tak selebar daun kelor, seringkali kita mendengar pepatah yang satu ini. Maksudnya adalah bahwa dunia ini amatlah sempit, bahkan tak cukup lebih besar daripada daun kelor yang luasnya kira-kira hanya seluas kuku orang dewasa saja. Daun kelor memanglah kecil, namun dalam satu tangkai biasanya daunnya berkelompok dan terlihat rimbun. Daun ini sudah lama dikenal nenek moyang kita. Orang Madura menyebutnya sebagai Maronggih, Di daerah Sunda dan Melayu ia disebut kelor, di Aceh ia disebut murong, orang Ternate mengenalnya sebagai kelo, di Sumba ia disebut kawona, sedangkan di ranah Minang ia dikenal dengan nama munggai.

Tumbuhan kelor ini berasa agak pahit, bersifat netral dan tentu saja tak beracun. Kulit akarnya mengandung minyak terbang. Biji tumbuhan kelor mengandung minyak ’behen’, dan terdapat myrosine, emulsine,alkaloida pahit tak beracun, serta vitamin A,B1,B2 dan C pada sel-sel tertentu. Efek farmakologis yang dimiliki oleh kelor adalah anti-inflamasi, anti-piretik dan antiskorbut.

Daun Kelor pada umumnya dimanfaatkan sebagai sayuran. Di daerah asal saya Madura, ia biasa digunakan sebagai sayur berkuah sebagai teman makan siang. Saya suka sekali makan ditemani sayur yang saya kenal dengan nama Ghangan Maronggih (Sayur Kelor) ini, sebab selalu membangkitkan memori masa kecil dan tanah kelahiran saya. Namun Selain dimanfaatkan untuk sayuran, akar, daun serta bijinya juga dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit.

Hubungi 085755459098 - Untuk Produk Kapsul Morifera Daun Kelor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar